Sekedar mengisi waktu luang sambil menunggu kereta yang melintas ke arah Jakarta Kota.
Its the day. Ya hampir semua atau bahkan semua pelajar kelas 3 SMA sederajat pasti sudah hapal dengan keistimewaan hari ini, SBMPTN atau Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ini memang banyak sekali menyita perhatian para pejuangnya. Tidak hanya untuk satu angkatan, SBMPTN diperuntukan untuk tiga angkatan sekaligus, weadaw bisa saingan sama kaka kelas yang disuka ni. Dan tidak hanya pikiran, namun hati, uang dan kesiapan mental pun adalah hal yang harus dimiliki setiap pejuang.
Ajang masuk perkuliahan sering sekali diartikan sebagai pijakan pertama di dunia bebas yang sesungguhnya. Diterima di Perguruan Tinggi terbaik se Indonesia sering sekali diartikan sebagai tolak ukur bobot kepintaran seorang manusia. Dulu saya pun termasuk manusia berpemikiran seperti itu, hawa nafsu dan kemauan menggelapkan mata membuat lupa akan rasa syukur atas apa saja yang telah diberikanNya kepada setiap hamba.
Tidak mudah memang menetapkan satu pilihan untuk masa depan, mencari minat terkadang sulit untuk manusia yang bahkan belum mengetahui di mana titik ternyamannya. Tidak hanya itu meyakinkan orang tua bahwa dia adalah seorang pejuang yang mampu dan bertanggung jawab atas pilihan yang telah ia ambil menjadi hal yang tidak semudah dikatakannya.
Sedikit bercerita dulu saya termasuk pejuang yang memberontak, katakan saja begitu. Orang tua saya menginginkan saya berada dalam ikatan sekolah dinas dan sejenisnya. Namun dengan tegas saya menolak, saya bahkan tidak mengikuti test kedinasan apapun. Sebatu itu memang. Tidak, bukan tidak menginginkan, hanya saja saya tidak yakin untuk mampu melewati segala rangkaian testnya, mampu mengalahkan ribuan atau bahkan puluhan ribu manusia yang bertekad sama dengan saya. Simpelnya saya takut mengecewakan kedua orang tua saya. Ya saya salah dalam hal ini, seperti tidak yakin dengan kuasa Allah.
lebih lanjut lagi sering sekali saat sudah menemukan jurusan dan universitas yang tepat banyak orang yang melayangkan pertanyaan seperti "kalau masuk jurusan A emang nanti kerjanya apa?" atau "jangan jurusan itu nanti kerjanya susah loh" atau bahkan "ikut test lagi aja tahun depan, kan masih ada waktu". WEOWE ingin sekali menjawab kata-kata tersebut dengan "keingintahuanmu atau pendapatmu mengganggu privasi saya, saya tidak suka". Setelah dipikir ulang sudah seharusnya kita menganggap perkataan seperti itu adalah bentuk kepedulian, toh manusia-manusia tersebut bahkan berkata dengan bahasa yang sewajarnya.
Untuk semua pejuang, hari ini telah kamu lalui, walau belum sepenuhnya berganti hari namun rangkaian test SBMPTN yang sering kali membuatmu tidur larut pagi itu telah kamu lewatkan, tidak perlu dipikirkan bagaimana kamu menyelesaikan lembaran soal tadi, HEY kau telah berproses panjang, kegagalanmu tadi tidak bisa begitu saja menobatkanmu sebagai pecundang. Apapun hasil yang kau terima, aku cukup salut kepada kalian, ya aku adalah manusia ambis SBMPTN namun tidak pernah mengikuti test SBMPTN sama sekali hehe.
Untuk yang belum memiliki kesempatan berkuliah di tahun ini, tetap semangat sebuah kesuksesan tidak dapat digolongkan hanya untuk orang orang yang sudah melalui proses perkuliahan, YEYA.
Jalan kalian masih panjang, selamat dan semangat berproses, sampai bertemu di medan perang, sampai bertemu di kampus para pejuang.
With love Mutiahid.
Tidak terasa Bekasi-Pondok ranji telah dilalui.
Ditunggu foto pake Almamaternya!
Komentar
Posting Komentar